Biasanya, kalau mendengar atau membaca istilah sampah atau limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), pikiran banyak orang akan langsung tertuju pada kata berikutnya, yaitu pabrik. Memang tidak heran karena setiap pabrik biasanya memang banyak menggunakan zat-zat kimia yang terdengar menyeramkan dan berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Belum lagi, hingga saat ini masih banyak sekali pabrik nakal yang kerap membuang limbah yang termasuk kategori B3 ini secara serampangan tanpa mengindahkan peraturan dan membahayakan lingkungan serta masyarakat.
Jadi, tidak salah kalau mayoritas anggota masyarakat akan langsung mengarahkan pandangan kepada mereka.
Meskipun demikian, pandangan seperti itu tidak benar seratus persen. Pada kenyataannya, bukan hanya pabrik yang memproduksi berbagai jenis limbah B3 yang berbahaya itu. Rumah tangga dan kehidupan sehari-hari juga merupakan salah satu sumber dari banyaknya sampah berbahaya ini yang mencemari lingkungan.
Benar loh!
Nah, untuk bisa mengerti tentang sampah “Bahan Berbahaya dan Beracun” ini, ada baiknya juga memahami batasan dan juga kriterianya.
Pengertian dan Kriteria Sampah / Limbah B3
Batasan tentang apa itu limbah B3 dan kriterianya sudah tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 101 Tahun 2014.
Dalam PP tersebut limbah B3 di definiskan sebagai berikut
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
PP No 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
Kriterianya juga sudah ditentukan dalam peraturan itu, yaitu semua bahan yang
- mudah meledak
- mudah menyala
- reaktif
- infeksius
- korosif
- beracun
Berdasarkan sumbernya, ada 3 jenis limbah B3, yaitu
a) Limbah B3 dari Sumber Spesifik
Jenis limbah B3 yang ini berasal dari sumber yang memang menggunakan berbagai bahan kimia yang memang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Biasanya dihasilkan dari proses industri atau produksi sebuah barang.
Limbah inilah yang selama ini dikenal oleh masyarakat sebagai limbah B3
b) Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik
Jenis limbah berbahaya lainnya berasal dari kegiatan yang sebenarnya tidak bertujuan langsung untuk menghasilkan produk seperti dalam industri. Bahan buangan berbahaya ini umumya dihasilkan oleh proses penggunaan atau perawatan alat, seperti contoh penggunaan zat untuk menghilangkan kerak/karat dengan larutan tertentu. Bisa juga seperti limbah dari rumah sakit atau laboratorium.
Penghasil limbah jenis ini bisa berasal dari industri ataupun rumah tangga.
c) Limbah B3 Kedaluwarsa
Nah, limbah B3 jenis yang satu ini banyak yang tidak disadari berasal dari kehidupan sehari-hari, seperti produk kedaluwarsa, sisa kemasan produk yang tidak memenuhi spesifikasi, tumpahan atau sisa yang dibuang, dan masih banyak lagi lainnya.
Memang kalau hanya membaca definisi dan kriterianya, masih sulit membayangkan bagaimana sebuah rumah tangga bisa ikut menghasilkan sesuatu yang berbahaya seperti itu. Tetapi, silakan lihat beberapa contoh sampah B3 yang dihasilkan oleh rumah tangga di bawah ini..
Baterai Bekas
Pernah menggunakan baterai, merk apapun? Pasti. Banyak perlengkapan rumah tangga menggunakan sumber daya yang satu ini, seperti jam dinding, lampu senter, dan jangan lupa juga smartphone Anda menggunakan daya yang berasal dari baterai.
Dan, daya tersebut bisa disimpan dalam baterai karena di dalamnya terdapat berbagai unsur logam berat, seperti nikel, kadmium, timbal, merkuri, dan beberapa logam lainnya. Bahan-bahan ini berbahaya bagi lingkungan.
Oleh karena itu, baterai yang sudah dipakai seharusnya dibuang di tempat khusus dan dengan kemasan khusus pula. Baterai bekas yang didiamkan di ruang terbuka akan terkena korosi dan tidak jarang mengeluarkan cairan gelap yang beracun dan berbahaya.
Aki Bekas
Aki menggunakan cairan kimia H2SO4 untuk menyimpan daya. Sayangnya cairan ini bersifat asam dan korosif.
Bila terkena kulit, hal itu akan menyebabkan timbulnya rasa gatal yang sangat dan bahkan bisa melepuh. Bila terkena pada benda logam lain atau cat, hasilnya akan menyebabkan kerusakan.
Pestisida
Memang berguna untuk menghilangkan hama pada tanaman, tetapi pestisida dibuat dari berbagai bahan kimia yang juga bisa merusak dan menyebabkan keracunan pada manusia, hewan, dan mecemari lingkungan.
Terkadang setelah melakukan penyemprotan, sering kita mencuci wadahnya dan menyebabkan sisa racun yang ada terbuang ke saluran air yang pastinya bisa berbahaya bagi hewan dan manusia yang menggunakan air tersebut.
Obat Nyamuk
Mengapa nyamuk bisa mati kalau mengisap asap dari obat nyamuk bakar atau terkena gas yang dari obat nyamuk semprot? Jawabannya, karena obat nyamuk juga mengandung bahan berbahaya dan beracun.
Penggunaan yang berlebih dan juga kaleng bekas obat nyamuk semprot masih menyimpan larutan B3 yang tentunya bisa mengancam.
Detergen
Yang ini banyak tidak disadari oleh anggota masyarakat bahwa setiap hari rumah tangga pasti menghasilkan limbah B3.
Sabun cuci banyak mengandung detergen dan optical brightener yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Sebuah sungai yang tercemar berat dan penuh dengan busa detergen biasanya memiliki habitat ikan dan hewan yang sedikit karena detergen juga termasuk dalam salah satu limbah B3 yang bisa mencemari lingkungan.
Oli Bekas
Setiap kendaraan bermotor butuh pelumas mesin untuk bisa beroperasi dengan baik. Oleh karena itu, secara berkala pelumas harus diganti dengan yang baru.
Nah, oli bekasnya sebaiknya tidak dibuang begitu saja ke tanah atau saluran air karena oli bekas mengandung banyak zat berbahaya yang bisa berbahaya, bahkan bagi manusia. Oli bekas yang dibuang ke tanah akan merembes dan bisa mencemari persediaan air tanah. Kalau dibuang ke saluran air, sama saja membuat air menjadi beracun.
Nah, sekarang bisa dilihat kan bahwa sampah atau limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) itu bukan hanya dihasilkan oleh pabrik saja. Kita semua juga turut memproduksinya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, perhatikan dan berhati-hatilah saat hendak membuang baterai bekas, aki bekas, kaleng obat nyamuk. Ikuti petunjuk cara membuangnya, seperti masukkan dalam kantung atau kemasan khusu dan buang ke tempat yang seharusnya.
Dengan begitu, kita bisa meminimalkan dampak atau efek samping dari limbah jenis ini.
.