Makanan Terbuang dan Sampah Makanan : Berbahaya Bagi Lingkungan!

Dunia sedang dalam kondisi mengkhawatirkan akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Suhu permukaan bumi naik dengan drastis hingga 0,5 derajat celcius per dekade. Kondisi yang mengkhawatirkan dapat menyebabkan melelehnya gunung es di kutub dan menyebabkan banjir bandang ke seluruh dunia. Sebuah situasi yang sangat tidak diharapkan terjadi.

Salah satu dari penyebab perubahan iklim tersebut secara tidak disadari berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, yaitu makanan. Keteledoran dalam berbagai sisi mengakibatkan makanan terbuang dan sampah makanan di seluruh dunia.

Data Food & Agricultural Organization, Badan PBB terkait pangan dan pertanian memaparkan beberapa fakta yang mengejutkan

  • jumlah makanan terbuang dan sampah makanan mencapai 1/3 dari total produksi pangan di dunia
  • jumlah makanan layak konsumsi yang terbuang mencapai 1,3 milyar (1,300,000,000) ton setiap tahunnya

Terbuangnya bahan pangan menjadi sampah ini memang disebabkan oleh banyak hal, seperti

  1. Proses pasca panen yang ceroboh sehingga bahan pangan terbuang dan tidak bisa dimakan (menjadi sampah)
  2. bahan pangan yang tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh penjual, seperti ukuran, usia, dan lainnya biasanya dibuang begitu saja
  3. bahan pangan yang “dianggap” sudah mendekati kedaluwarsa sering dibuang penjual atau pembeli
  4. penyimpanan yang tidak sempurna dan menyebabkan makanan tidak bisa dikonsumsi di tangan konsumen
  5. makanan yang tidak sesuai selera dan dibuang begitu saja oleh konsumen
  6. makanan yang berlebih dan tidak dimakan oleh konsumen

Semua menghasilkan makanan terbuang dan sampah makanan. Padahal, untuk memproduksi bahan pangan sebesar itu, lingkungan sudah berkorban besar karena

  • untuk memproduksi bahan pangan (baik hewani atau nabati) dibutuhkan air yang sangat banyak. Bahan pangan yang terbuang diperkirakan sudah menghabiskan air sekitar 250 Kilometer kubik
  • jejak karbon yang ditinggalkan berupa Karbondioksida (gas penyebab efek rumah kaca) mencapai 3,3 milyar ton
  • pertanian menyebabkan hilangnya banyak hutan alam dan mengakibatkan rusaknya ekosistem banyak spesies hewan dan tanaman

Itupun belum selesai. Dengan terbuangnya makanan sebesar itu, maka bumi dan lingkungan harus menghadapi ancaman lainnya, yaitu gas metana.

Gas ini merupakan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global. Sifatnya yang mengikat panas menyebabkan panas yang dilepas bumi diserap dan pada akhirnya meningkatkan suhu permukaan bumi.

Bahan pangan adalah bahan organik dan akan mengalami pembusukan. Saat proses pembusukan terjadi, gas metana dilepas ke udara.

Itulah mengapa makanan terbuang dan menjadi sampah merupakan bahaya besar yang mengancam umat manusia.

Untuk itulah sebaiknya, semua orang ikut berperan serta dalam hal ini. Hal itu bisa dilakukan dengan

  • tidak membeli bahan pangan berlebihan dan sesuai kebutuhan saja karena seringnya bahan makanan membusuk di tempat penyimpanan dan pada akhirnya tidak termakan
  • tidak memasak melebihi kebutuhan untuk diri sendiri dan keluarga, karena kalau tersisa pada akhirnya akan terbuang. Kalau berlebih sebaiknya dibagikan kepada tetangga atau orang lain yang membutuhkan
  • menghabiskan makanan yang ada di piring karena kalau tersisa maka akan dibuang dan menjadi sampah juga
  • tidak lapar mata alias tidak membeli sesuatu hanya karena ingin karena biasanya kalau tidak sesuai selera makanan akan terbuang percuma juga

Imbasnya memang tidak terlihat, tetapi kalau ratusan juta rakyat Indonesia melakukannya, maka berapa ribu ton makanan yang diselamatkan dan tidak terbuang percuma.

Iya kan?

Leave a Comment