Para ahli lingkungan memperkirakan pada tahun 2050, di laut, akan ada lebih banyak plastik dibandingkan ikan, setidaknya kalau diukur dari berat. Bukan sebuah prediksi yang mengada-ada mengingat ketergantungan umat manusia terhadap bahan plastik yang seperti tidak terkontrol.
Berdasarkan pemikiran inilah. Lucy Hughes, seorang mahasiswa Universitas Sussex, Inggris melakukan sebuah penelitian dan berakhir pada penemuan yang mungkin bisa jadi jalan keluar, yaitu bioplastik dari limbah kulit dan sisik ikan. Produk yang kemudian ia beri nama MarinaTex.
Lucy , sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, menyadari bahwa jika prediksi para ahli tersebut bukanlah khayalan belaka. Setiap tahunnya jutaan ton sampah plastik dibuang ke berbagai laut dan samudera di dunia.
Padahal, laut dan samudera sangat penting bagi umat manusia karena merupakan salah satu sumber pangan penting.
Sampah plastik yang dibuang ke laut merupakan ancaman yang sangat berbahaya bagi ekosistem disana mengingat sifatnya yang susah terurai secara alami. Butuh puluhan bahkan ratusan tahun sebelum plastik bisa terurai. Itupun masih menimbulkan bahaya besar karena hasil penguraian plastik merupakan zat yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup lainnya.
100 Eksperimen
Saat mengerjakan proyek bioplastik ramah lingkungan ini, Lucy menemukan bahwa laut pun bisa menyediakan sumber alternatif yang bisa memecahkan masalah tersebut.
Ia menyadari bahwa setiap tahunnya lebih dari 50 juta ton limbah dari industri perikanan di seluruh dunia terbuang begitu saja.
Lebih dari 100 eksperimen dilakukannya dengan memanfaatkan limbah industri perikanan itu, seperti cangkang kepiting, darah ikan, kulit dan sisik ikan, serta berbagai limbah dari makhluk laut.
Sampai kemudian ia menemukan kalau kulit dan sisik ikan memiliki sifat yang berguna untuk menghasilkan bahan pengganti plastik yang sekarang disebut bioplastik.
Dari kedua bahan inilah pada akhirnya ia bisa menghasilkan pengganti plastik yang dapat terurai secara alami dalam waktu 4-6 minggu saja. Bahan ini tidak memerlukan perlakuan khusus dan jika ditinggalkan dalam tong sampah biasa saja, Marinatex dapat terurai layaknya sampah organik lainnya.
Penghargaan James Dyson Award
Atas jerih payahnya Lucy Hughes menerima penghargaan internasional James Dyson Award, yaitu penghargaan bergengsi bagi rekayasa desain dalam berbagai kategori.
Marinatex belum diproduksi secara massal, tetapi satu lagi titik terang sudah muncul untuk mencegah prediksi para ahli lingkungan terkait plastik di lautan.