Konsep Park And Ride : Apa Saja Sih Keuntungannya ?

Pemerintah di 5 kota belakangan ini gencar membujuk warganya untuk meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah dan beralih ke angkutan umum. Masalah kemacetan parah dan semakin memburuknya kondisi udara di kota seperti Jakarta membuat mereka terus berkampanye untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Salah satu konsep berkendara yang ditawarkan kepada warga adalah cara bertransportasi menggunakan konsep Park and Ride.

Istilahnya memang mengutip dari bahasa Inggris, tetapi sebenarnya konsep ini sejak lama sudah dipergunakan masyarakat di Jabodetabek, meski tidak secara resmi dan formal.

Sebenarnya sih artinya dan bagaimana bentuknya? Kok bisa disebut sudah dilaksanakan sejak lama di Jabodetabek?

Konsep Park and Ride : Gabungan Dua cara Bertransportasi

Untuk bisa mengerti bagaimana sebenarnya konsep ini, mungkin kita bisa imajinasikan sejenak apa yang biasa dilakukan oleh para anker atau anak kereta, alias komuter dari Bogor ke Jakarta. 

Apa yang para komuter ini lakukan, jangan dibayangkan sebagai sebuah hal yang baru karena sejak era tahun 1970-an, kebiasaan bertransportasi ini sudah dilakukan.

Misalkan saja, si A, ia tinggal di rumah di kawasan Ciomas Bogor dan bekerja di sebuah perusahaan di jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Sehari-hari karena Kota Bogor dikenal sebagai kota termacet bin sejuta angkot, ia memilih menggunakan sepeda motor untuk berangkat dari rumah. Tetapi, kemudian, karena bersepeda motor antara Bogor-Jakarta pasti melelahkan, dan ia tidak sanggup melakukannya, ia memutuskan untuk menitipkan saja sepeda motornya di stasiun Bogor.

Lalu, ia melanjutkan perjalanan ke kantor dengan menggunakan KRL Jabodetabek. yang sekarang dikenal dengan Commuter Line. Sampai di stasiun Gondangdia, Jakarta, ia berjalan kaki atau menggunakan ojeg atau bajaj.

Nah, kira-kira itulah yang dimaksud dengan konsep Park and Ride.

Dalam hal ini terlihat bahwa ada penggabungan dua cara bertransportasi, yaitu :

  1. Penggunaan kendaraan pribadi
  2. Penggunaan angkutan umum

Hal ini sesuai dengan dua kata pembentuknya, yaitu Park = Parkir dan Ride = Naik (kendaraan). Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dan disesuaikan dengan “Parkir dan Menumpang”.

Konsepnya, secara sederhana,

  • Penggunaan kendaraan pribadi dari tempat tinggal sampai dimana sarana transportasi umum tersedia
  • Menyimpan kendaraan pribadi di tempat yang disediakan dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum
  • Setelah urusan selesai, kembali menggunakan angkutan umum
  • Mengambil kendaraan pribadi di tempat parkir dan kembali ke rumah

Keuntungan Jika Sistem Park & Ride Terlaksana

Tidak ada kebijakan yang diberikan pemerintah dimanapun kalau hal itu tidak memberikan keuntungan dalam pengelolaan wilayahnya. Tetapi, sebuah konsep sistem tidak akan berjalan kalau tidak ada keuntungan bagi pelakunya.

Dalam hal ini, konsep sistem Park and Ride, atau Parkir dan Menumpang memang akan memberikan keuntungan bagi semua pihak.

1) Keuntungan bagi pemerintah

Kemacetan adalah momok bagi banyak kota . Banyak dampak buruk dari hal yang satu ini, mulai dari polusi udara, terbuangnya waktu, dan pemborosan dalam bentuk terbakarnya bahan bakar secara sia-sia.

Dan, kemacetan disebabkan oleh volume kendaraan yang beroperasi melebihi daya tampung jalan yang ada.

Konsep Park & Ride diharapkan dapat mengurangi volume kendaraan itu. Meskipun tidak disimpan di rumah, kendaraan itu tidak tidak berlalu lalang karena berada di tempat parkiran.

Kemacetan diharapkan bisa sedikit berkurang dan lalu lintas akan menjadi sedikit lebih lancar.

Keuntungan bagi pemerintah, tentunya banyak, tetapi salah satu yang terpenting adalah berkurangnya polutan yang mengotori udara di kota itu. Belum lagi berkurangnya waktu yang terbuang dan pemborosan.

2) Bagi Pelaku Parkir dan Menumpang

Mengendarai mobil dari Bogor ke Jakarta itu melelahkan, apalagi kalau sudah terjebak macet. Pinggang dan pegal karena terlalu lama duduk, kaki tidak kalah pegal karena harus menekan pedal gas, emosi naik, dan yang pasti uang yang harus keluar untuk bensin dan tol lumayan juga.

Hal itu bisa dikurangi ketika mobilnya disimpan di parkiran stasiun Bogor dan ia pergi menggunakan Commuter Line. Masih pegal karena harus berdiri, tetapi tentu tetap tidak sepegal menekan pedal gas terus menerus.

Pelaku “Parkir dan Menumpang” akan bisa menghemat biaya sekaligus juga tenaga.

3) Keuntungan bagi penyedia fasilitas

Konsep Park & Ride memerlukan tersedianya fasilitas penyimpanan kendaraan atau tempat parkir. Dengan begitu, sang pengguna jasa bisa tenang kendaraannya tersimpan dengan aman.

Kebutuhan fasilitas ini melahirkan sebuah kebutuhan yang melahirkan bisnis yang menguntungkan, yaitu bisnis tempat parkir. Penyedia fasilitas akan mendapatkan profit dari penyediaan lahan parkir.

Konsep Parkir dan Menumpang
Bagian dalam gerbong Commuter Line atau KRL Jabodetabek

Belum Cara Bertransportasi Yang Idel

Penerap konsep ini belum bisa dikata melakukan cara bertransportasi yang ideal karena masih menggunakan kendaraan pribadi yang masih kurang ramah lingkungan. Lagipula, kendaraannya masih beroperasi di wilayah dimana penerapnya berada dan masih mungkin menyebabkan kemacetan disana.

Yang ideal itu adalah ketika semua menggunakan kendaraan umum dari tempat tinggal sampai ke tempat tujuannya.

Meskipun demikian, tawaran konsep Parkir dan Menumpang ini memang mempertimbangkan juga banyak hal di wilayah asal , yaitu ketersediaan transportasi umum yang belum memadai, kebutuhan akan waktu, dan serta tradisi atau pola bertransportasi masyarakatnya.

Tetapi, konsep ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kendaraan pribadi terus menerus. Yang boros dalam segala hal, dan tentunya jika kendaraan bermotornya masih menggunakan bensin atau solar, sangat tidak ramah lingkungan.

Bisa dikata konsep bertransportasi ala Park & Rida ini merupakan langkah kompromi. Bisa juga disebut satu tahap lebih maju.

Penggunaan konsep ini sudah sangat umum di negara maju, dimana masyarakatnya sudah lebih sadar lingkungan. Walaupun demikian, di Indonesia sendiri penerapannya sudah ada sejak beberapa puluh tahun yang lalu.

Masyarakat komuter di Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang, sudah biasa menitipkan sepeda motor di penyimpanan motor di sekitar stasiun terdekat. Kemudian mereka akan menuju tempat kerja di Jakarta dengan menggunakan KRL Jabodetabek.

Hal ini sudah berlangsung sejak tahun 1960-1970-an dan semakin berkembang ketika fasilitas perkeretaapian dan penunjangnya semakin membaik belakangan ini.

Jadi, Park & Ride bukanlah sesuatu yang baru, tetapi hanyalah merupakan pengembangan dari hal yang sudah dilakukan sejak lama. Tentunya dalam kemasan yang lebih baik lagi.