Harimau Bali adalah nama satu jenis harimau dari dua yang sudah punah di Indonesia. Satu jenis lainnya adalah harimau Jawa. Dibandingkan saudaranya itu, harimau yang satu ini sudah lebih dahulu menghilang dari muka bumi. Yang terakhir ditembak pada tahun 1937 dan sejak itu meskipun beberapa laporan masuk tentang penampakannya, tetapi tidak terbukti.
Hewan ini memiliki dua nama yang dipergunakan sebelum dan sesudah tahun 2017. Sebelum 2017, nama latinnya adalah Panthera Tigrisa Balica, tetapi setelah tahun iti, namanya disebut sama dengan harimau Jawa, yaitu Panthera Tigrisa Sondaica.
Hal ini terjadi karena sebelum tahun itu, harimau Bali dianggap sebagai subspesies yang berbeda dengan harimau Jawa. Hanya, setelah para ahli melakukan tes DNA dari beberapa contoh yang ada di museum, ternyata hasilnya adalah keduanya sama. Jadi, pada akhirnya harimau ini digolongkan sebagai subspesies dari Panthera Tigrisa Sondaica, yaitu harimau yang hidup di kawasan kepulauan Sunda/Jawa.
Dua subspesies lainnya adalah harimau Jawa, yang juga sudah punah sekitar tahun 1970-an, dan harimau Sumatera, yang terancam punah.
Harimau Bali dianggap harimau Jawa yang bermigrasi ke pulau Bali. Panthera Tigrisa Sondaica diduga sudah hidup di kepulauan Indonesia sejak 11.000-12.000 tahun yang lalu.
Harimau Bali merupakan harimau terkecil dibandingkan dua saudaranya. Ukuran panjang jantan antara 2,2-2,3 meter dan betina 1,9-2,1 meter saja. Berat pejantan 90-100 kilogram dan betina 65-90
Kepunahan harimau ini merupakan akibat dari banyak hal. Ukuran pulau dewata yang tidak seberapa luas merupakan salah satunya. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan perkebunan di pulau Bali masa kolonial Belanda telah mengakibatkan habisnya hutan yang merupakan tempat bagi habitat Harimau Bali.
Ukuran tubuhnya yang meskipun lebih kecil dibandingkan subspesies lainnya, tetap besar dan membuatnya mudah terlihat oleh manusia dan menjadi target perburuan. Ditambah dengan berkurangnya mangsa karena rusaknya hutan.
Perburuan dilakukan selain karena dianggap ancaman bagi manusia, juga untuk mengambil organ-organ dan kulit dari hewan ini untuk dijual.
Semua hal ini menjadi penyebab kepunahan dari harimau Bali.
Saat ini yang tersisa dari harimau Bali adalah beberapa tengkorang, tulang belulang dan kulit yang ada di museum.
Beberapa museum yang masih menyimpang sisa-sisa dari harimau Jawa yang bermigrasi ke Bali ini adalah The British Museum di London, Naturkunde Museum di Stuttgart, the Naturalis Museum di Leiden, dan tentunya Museum Zoologi di Bogor.
Sayang sekali anak cucu kita hanya akan bisa melihat foto buram dan tulang belulang hewan yang satu ini.
—
Referensi :