Bertentangan memang. Di saat hampir semua negara di dunia kelimpungan karena masalah sampah yang semakin hari semakin menggunung, Swedia membuat orang takjub dan kagum karena negara itu tidak mengalami masalah yang sama. Justru, negara di kawasan Skandinavia ini menjadi negara pengimpor sampah dan membantu berbagai negara lain di Eropa untuk mengurangi sampah.
Hal itu terjadi karena pada tahun 2016 yang lalu negara ini mengimpor atau mendatangkan sampah dari berbagai negara di Eropa sebanyak lebih dari 800 ribu ton. Jumlah yang hampir mendekati 1/2 dari total produksi sampah pertahun di Jakarta.
Alasan utama Swedia mengimpor sampah adalah karena hal itu menguntungkan dari berbagai segi. Di negara tersebut terdapat banyak sekali pembangkit listrik tenaga sampah yang beroperasi dan ternyata ketersediaan sampah yang dihasilkan masyarakat kurang mencukupi karena masyarakat Swedia terkenal sebagai masyarakat yang “gila” mendaur ulang.
Salah satu pembangkit listrik tenaga sampah yang beroperasi disana adalah SYSAV. Pembangkit listrik ini berlokasi di Malmo dan didirikan untuk menangani sampah di kawasan Selatan Swedia.
PLTSampah ini mampu menyerap lebih dari 600.000 ton sampah setiap tahunnya dan kemudian merubahnya menjadi energi listrik sebesar 1,5 Terra Watt Hour (TWH) yang bahkan melebihi banyak pembangkit listrik tenaga air di Indonesia.
Pabrik ini bukan hanya memproduksi listrik karena ada bagian yang juga menangani pengomposan dan merubah sampah menjadi pupuk atau juga mendaur ulang sampah logam.
Jadi, selain listrik yang dihasilkan, SYSAV juga menghasilkan banyak hal lain yang membantu lingkungan.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah SYSAV ini sebenarnya dimulai untuk pengelolaan sampah secara konvensional dengan memakai sistem Sanitary Landfill. Hanya kemudian berkembang dan hingga tahun 2008 sudah memiliki 4 buah generator yang bukan hanya menghasilkan listrik , tetapi juga menyediakan sistem pemanas bagi warga Swedia yang kebetulan berada di lingkaran Kutub Utara ini.
SYSAV terus dikembangkan untuk menangani berbagai sampah yang dilemparkan kepada mereka. Salah satu yang paling akhir adalah pengembangannya untuk menangani berbagai sampah yang berbahaya.