Aksi demonstrasi besar-besaran untuk perubahan iklim berlangsung di berbagai penjuru dunia.
Gerakan yang menuntut agar para pemegang kekuasaan di berbagai negara untuk segera mengambil tindakan drastis dan radikal untuk menyetop berbagai hal yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim, seperti penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil hari ini (Jum’at 19 September 2019) memasuki minggu yang ke 40.
Demonstrasi yang dimulai seorang remaja aktivis lingkungan, Greta Thunberg terus berkembang dan bergulir. Ratusan ribu bahkan jutaan orang yang terinspirasi oleh keberanian gadis asal Swedia itu turun ke jalan di berbagai belahan dunia dan menyuarakan tuntutan agar dilakukan tindakan lebih cepat dan tegas lagi untuk mengatasi krisis yang diakibatkan polusi udara yang semakin hebat setiap harinya.
Lebih dari satu juta orang di berbagai kota dunia melakukan long march di kota masing-masing sebagai bentuk keprihatinan mereka.
Media sosial pun penuh dengan tagar #FridaysForFuture (Jum’at untuk masa depan), #ClimateActionNow, #ClimateStrike.
Hari Jum’at merupakan hari yang dipilih karena itulah hari yang pertama kali dipakai Greta Thunberg saat memulai gerakan ini.
Beberapa twit di Twitter memperlihatkan berbagai demonstrasi yang terjadi mulai dari Australia, Amerika, Eropa, Nepal, dan juga Indonesia.
Silakan lihat di bawah ini.
Philadelpia (AS)
Bordeaux (Perancis)
Paris (Perancis)
Glasgow (Skotlandia)
Berlin (Jerman)
Brussels (Belgia)
Australia
Dublin (Irlandia)
Kekhawatiran terhadap perubahan iklim sudah menjadi masalah bersama bagi seluruh penghuni bumi ini. Tidak heran gerakan demonstrasi untuk perubahan iklim ini terjadi dimana-mana.
Masih banyak lagi twit terkait demonstrasi dari negara-negara lain. Silakan ikuti akun @GretaThunberg karena semua twit selalu menyebutnya dan biasanya ia akan melakukan retweet atau cari tagar #Climatestrike, #ClimateActionNow, atau #FridaysForfuture.
Mengagumkan melihat begitu banyak manusia bisa bergabung dalam satu gerakan untuk tujuan yang sama.
