STOP! Jangan lanjutkan niat membakar sampah plastik yang ada dimanapun. Lebih baik, kumpulkan saja dan kemudian serahkan kepada para petugas kebersihan untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir saja. Cara itu untuk sementara merupakan yang terbaik di Indonesia.
Memang, sekedar membuang ke tempat sampah bukanlah sebuah langkah ideal untuk mengelola sampah plastik. Apalagi mengingat efek yang dihasilkan oleh limbah plastik kepada tanah dan sekitar, rasanya menyebalkan.
Tetapi, membakar sampah plastik sendiri tidaklah memecahkan masalah dan mengurangi ancaman pencemaran bagi lingkungan. Tidak sama sekali berkurang. Bahkan, pembakaran limbah jenis ini berpotensi memperburuk situasi dan bisa membahayakan lingkungan dan juga manusia.
Bukan tanpa alasan, tetapi ada alasannya mengapa hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan.
Mengapa Membakar Sampah Plastik Sebaiknya Tidak Dilakukan?
Bukan hanya di Indonesia saja plastik menjadi masalah bagi lingkungan. Pemakaian plastik untuk memudahkan kehidupan manusia memang menimbulkan banyak efek negatif selain manfaat yang diberikannya.
Para ahli sudah berusaha dan terus berusaha menemukan cara mengelola limbah plastik dan hasilnya tetap bahwa membakar sampah plastik sembarangan sangat tidak diharapkan. Lebih banyak dampak buruknya dibandingkan hasilnya.
Alasannya adalah karena :
1. Polusi udara
Setiap pembakaran akan menghasilkan asap yang berisi berbagai macam partikel yang pada akhirnya mengotori udara.
Begitupun kalau sampah plastik dibakar, asapnya akan mencemari udara dan bisa menyebabkan gangguan pernapasan.
Apalagi, plastik tidak bisa terbakar dengan sempurna kalau dibakar dalam suhu di bawah 1000 derajat Celcius. Pembakaran plastik akan menyebabkan partikel-partikel berukuran mikro ke udara dan pada akhirnya akan mengotori udara.
2. Melepaskan Gas Rumah Kaca
Setiap pembakaran akan melepaskan karbondioksida ke atmosfir bumi dan hal ini akan memperberat masalah yang sudah dihadapi oleh atmosfir bumi.
Karbondioksida adalah salah satu dari kelompok gas penyebab efek rumah kaca yang bisa menyebabkan meningkatnya suhu permukaan bumi yang umum disebut dengan pemanasan global.
Penambahan volume karbondioksida ke atmosfir akan memperbesar efek rumah kaca dan pada akhirnya akan berbahaya bagi manusia juga.
3. Dioksin dan Furan
Dioxin dan Furan adalah dua senyawa gas yang dilepaskan saat plastik dibakar.
Jangan lupa kalau plastik terbentuk dari berbagai bahan kimia dan tidak akan terurai secara alami. Begitupun kalau dibakar karena bahan-bahan kimia pembentuknya akan terlepas dan terurai atau menghasilkan senyawa baru.
Dalam hal ini Dioksin dan Furan adalah hasilnya dan akan dilepaskan ke udara dalam proses pembakaran plastik.
Masalah utamanya, selain mencemari lingkungan, kedua senyawa ini bersifat karsinogen atau dapat menyebabkan kanker pada manusia.
Jadi, membakar sampah plastik sama halnya menyebarkan masalah baru dalam bentuk senyawa yang bisa menimbulkan penyakit berbahaya bagi umat manusia.
Lalu Apa Pemecahan Ideal Masalah Sampah Plastik?
Memang menyerahkannya kepada petugas kebersihan saja bukanlah langkah ideal. Tetapi, hanya sebatas itulah yang bisa dilakukan masyarakat dalam urusan limbah plastik.
Apalagi dengan mengetahui bahwa kebanyakan pengelolaan sampah di Indonesia masih berbasiskan Sanitary Landfill saja, alias dibawa ke tempat pembuangan akhir dan kemudian ditimbun saja. Tetapi, setidaknya hal itu melokalisir pencemaran hanya di satu kawasan tertentu saja dan berbeda dengan kebiasaan membakar sampah plastik yang membuat pencemaran terjadi dimana-mana.
Tidak ideal tetapi terbaik dalam kondisi sekarang.
Penanganan sampah plastik yang ideal adalah dengan membakarnya pada suhu setidaknya 1000 derajat Celcius. Pada suhu ini plastik akan berubah menjadi abu tanpa melepaskan zat-zat berbahaya ke udara.
Masalahnya, membakar seperti biasa tidak akan menghasilkan suhu setinggi itu. Suhu sepanas itu hanya bisa dihasilkan dengan menggunakan incinerator .
Lebih bagus lagi kalau sampah-sampah plastik ini dijadikan bahan bakar bagi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah yang sudah banyak dibangun di negara maju, seperti Swedia, yang mengimpor banyak sampah untuk dirubah menjadi energi.
Sejauh ini di Indonesia sendiri masih belum banyak ada pembangkit listrik yang berbahan bakar sampah. Jadi, mau tidak mau cara yang terbaik untuk sementara adalah menimbunnya di satu kawasan khusus saja.
Untuk itulah kesadaran agar tidak terlalu gemar menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari perlu terus digalakkan mengingat ancaman yang diakibatkan oleh penggunaan plastik yang berlebihan. Hal itu akan membantu lebih banyak dibandingkan dengan sekedar membakar sampah plastik yang lebih banyak menimbulkan masalah tambahan.