Bukan sesuatu yang sulit, tetapi bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan juga. Merawat tanaman hias aglaonema membutuhkan ketelitian dan kesabaran agar tanaman ini bisa tumbuh dengan subur.
Aglaonema, atau juga dikenal dengan Sri Rejeki bukanlah barang baru dalam dunia tanaman hias di Indonesia. Sang Ratu Daun sudah sejak lama menjadi penghias taman atau halaman di rumah, baik dalam pot atau ditanam langsung di tanah.
Tanaman jika dirawat dengan baik akan menghasilkan keindahan yang menyejukkan mata. Coraknya yang berwarna warni akan membuat semarak teras dan halaman rumah manapun.
Sayangnya, sifatnya yang agak manja, kerap membuatnya sulit tumbuh subur. Kesalahan dalam merawat tanaman hias aglaonema bisa mengakibatkannya sakit dan bahkan mati.
Oleh karena itu, jika tanaman ini menarik minat Anda untuk dipakai sebagai ornamen taman di rumah, ada baiknya Anda memperhatikan beberapa tips di bawah ini.
Semua untuk memastikan bahwa sang ratu daun, begitu julukannya, tidak sengsara dan bisa hidup nyaman di rumah Anda.
Jenis Aglaonema/Sri Rejeki
Pada dasarnya kedua nama ini bisa dipertukarkan, tetapi ada satu kebiasaan di kalangan pecinta aglaonema pada tahun 2004-2008, di saat aglaonema menjadi ratu tanaman hias, kedua istilah ini digunakan secara terpisah.
Aglaonema merujuk pada tanaman hasil persilangan, sedangkan Sri Rejeki merujuk pada aglaonema spesies (yang berasal dari hutan-hutan di Indonesia) atau yang ada sebelum masa booking tersebut.
Aglaonema (Silangan) – Kochin
Sri Rejeki (Aglaonema Spesies) – Aglaonema Nitidum
Mungkin ini hanya trik bisnis tanaman hias untuk meningkatkan branding, tetapi pemakaian kata itu diterima cukup luas.
Dalam masyarakat sendiri mulai terbentuk pandangan bahwa “aglaonema” itu harus “berwarna”.
Meskipun demikian, dalam hal masalah mengurus si ratu daun, pemisahan kedua istilah ini cukup membantu. Keduanya memiliki karakter yang agak berbeda.
- Aglaonema – manja
- Sri Rejeki – lebih tahan banting
Sri rejeki mudah sekali tumbuh subur, bahkan di tanah biasapun ia lebih mampu bertahan hidup. Sedangkan aglaonema butuh perawatan lebih dan lebih rentan.
Meskipun demikian, tetap ada aglaonema silangan yang tahan banting, seperti Donna Carmen, yang merupakan hasil penyilangan yang dilakukan pakar aglaonema Indonesia, Greg Hambali.
Pembedaan itu juga terlihat dari nama-nama yang melekat pada tipe-tipe aglaonema.
Aglaonema silangan pada masa booming tanaman hias pun beragam dan membuatnya berbeda dari aglaonema spesies, seperti
- aglaonema silangan (Indonesia) : Tiara, Adelia, Widuri, Donna Carmen, dan sebagainya (nama wanita)
- aglaonema silangan (Thailand) : Legacy, Kochin, dan sebagainya
- aglaonema spesies : crispum, commutatum, rotundum, nitidum dan lainnya
Tips Merawat Tanaman Hias Aglaonema
Ada beberapa tips umum dalam merawat si Ratu Daun.
Meskipun demikian, perlu ketelitian saat mengurus aglaonema karena setiap tipe memiliki karakter yang berbeda-beda, terutama aglaonema silangan.
1. Pot
Mayoritas aglaonema biasa ditempatkan di dalam pot dibandingkan ditanam langsung di tanah.
Nah, pot yang akan didiami oleh sang ratu daun perlu mendapat perhatian lebih pada satu bagian, yaitu pada bagian “lubang” pot.
Tanaman ini menyukai media tanam yang “lembab” tetapi tidak “becek” alias terdapat air yang menggenang di dalamnya. Media tanam yang terlalu basah akan membuat akar tanaman ini membusuk dan pada akhirnya mati.
Untuk itu, pot aglaonema harus memiliki lubang yang cukup agar air bekas siraman atau air hujan tidak akan mengendap dan langsung mengalir keluar.
Sayangnya, pot yang dibeli biasanya hanya memiliki sedikit lubang . Oleh karena itu, jangan ragu untuk menambah jumlah lubang pada pot.
Hal itu bisa dilakukan dengan menggunakan solder atau pisau. Posisinya bisa dimana saja, bahkan di bagian samping pot, yang terpenting jumlah lubang harus ditambah.
2. Media Tanam
Porus kata kuncinya. Dengan kata lain, media tanam yang disukai aglaonema adalah yang menyerap air, tetapi tidak menahan. Media tersebut akan menjadi basah dan lembab saat disiram, tetapi air tidak tertahan oleh medianya.
Banyak media seperti ini, tetapi biasanya merupakan kombinasi dari berbagai banyak bahan, seperti
- andam
- batang pakis
- pasir malang
- sekam mentah
- sekam bakar
Tanah tidak dianjurkan untuk aglaonema, terutama hasil silangan karena sifatnya menahan air ketika memadat. Kecuali, jika digabungkan dengan beberapa jenis media lain.
Media tanam yang paling baik adalah yang sudah difermentasi sehingga lebih aman dari bakteri dan juga menyediakan unsur hara yang banyak bagi pertumbuhan si Ratu Daun.
Anda bisa membuatnya sendiri atau membeli karena media ini sudah banyak dijual.
Media tanam sebaiknya diganti setiap 6 bulan sekali karena biasanya sudah memadat akibat penyiraman.
3. Penyiraman
Frekuensi dan cara penyiraman juga merupakan satu hal yang harus diperhatikan saat merawat tanaman hias aglaonema.
Penyiraman setiap hari tidak dianjurkan karena akan membuat media tanam memadat dan akan meninggalkan banyak air di dalam pot. Hal yang sangat berbahaya untuk tipe silangan.
Tergantung media tanam dan kondisi lingkungan dimana pot diletakkan, penyiraman cukup dilakukan antara 3-7 hari sekali. Semakin teduh lingkungan sekitar, rentang antar penyiraman bisa lebih panjang.
Banyak penghobi serius tanaman ini justru tidak mengguyur media dengan air, tapi menggunakan teknik penyemprotan sekedar untuk membuat media basah.
Hati-hati : permukaan media yang kering tidak selalu berarti media itu kering, biasanya di bagian dalam lembab dan basah. Mencolok media dengan jari bisa menentukan media perlu disiram atau tidak.
Sebaiknya, setelah disiram, pot diletakkan di rak atau diangkat beberapa saat untuk memastikan airnya mengalir keluar.
4. Sinar Matahari
Peranan sinar matahari bagi aglaonema itu penting, sama seperti kebanyakan tanaman lainnya.
Hanya saja harus dicatat beberapa hal terkait sinar matahari, seperti
- daun aglaonema lunak dan kalau sinar matahari terlalu terik, maka daunnya akan gosong kecoklatan
- bila diletakkan pada lokasi yang kurang sinar matahari, tangkai aglaonema akan memanjang dan menjadi kurang cantik
- sinar matahari yang hanya datang dari satu arah saja membuat tanaman doyong ke arah datangnya sinar dan susunan daun tidak roset
- sering memindah-mindahkan pot akan berakibat panjang tangkai tidak seragam dan bentuknya kurang enak
Tips :
- cari lokasi terbaik dimana sinar matahari bisa datang dari semua sisi
- bila dirasa terlalu terik, pasang paranet untuk mengurangi intensitas sinar yang datang
- putar pot secara berkala agar semua bagian mendapatkan porsi sinar yang sama secara bergiliran
5. Re-potting
Re-potting atau pindah pot umum dilakukan saat baru pertama kali membeli atau untuk mengganti media tanam.
Satu kesalahan yang umum dilakukan adalah ketika menanam kembali aglaonema ke pot yang baru adalah menekan media agar menjadi padat.
Hal yang satu ini sebaiknya tidak dilakukan.
Akar aglaonema yang lunak mudah terluka atau patah kalau mendapat tekanan. Jadi, kalau media ditekan, akan terjadi luka di bagian akar dan potensial menjadi busuk dan berimbas pada semua bagian.
Untuk memadatkan media, lakukan dengan cara menepuk-nepuk tepi pot sampai media memadat dengan sendirinya.
Setelah melakukan re-potting, sebaiknya letakkan tanaman pada tempat yang teduh dan cukup disemprot saja supaya media lembab, tapi tidak basah.
6. Pemupukan
Bukan sesuatu yang mutlak dan harus dilakukan. Jika media tanamnya sudah bagus, aglaonema tidak perlu pemupukan berlebihan.
Daun aglaonema baru akan keluar antara 3 minggu -1 bulan sekali.
Pemupukan hanya mempercepat sedikit saja.
Tetapi, jika merasa perlu, silakan pakai pupuk apapun sesuai anjuran. Hanya yang perlu diperhatikan adalah pupuk yang dipergunakan sangat mungkin mempengaruhi warna yang keluar.
Sebagai contoh pupuk NPK dengan kadar N (Nitrogen) lebih banyak cenderung membuat pigmen hijau lebih keluar. Hal ini tidak bagus jika dipakai untuk aglaonema yang dominan merah.
Pemupukan berlebihan akan membuat media tanam lebih cepat asam dan mengganggu pertumbuhannya. Oleh karena itu, pupuk yang disemprotkan ke daun lebih dianjurkan.
7. Penyakit
Beberapa masalah umum yang ditemukan pada aglaonema, seperti
- daun menguning : cek akar karena biasanya ada akar yang busuk. Segera potong dan buang bagian akar yang busuk sampai akar atau batang terlihat putih bersih dan tanam kembali di media baru
- daun lonyot/busuk : biasanya karena terkena bakteri. Segera buang daun yang terkena dan jauhkan pot yang bermasalah dari tanaman lain karena penyakit ini menyebar
- mati pucuk : daun baru membusuk dan menghalangi keluarnya daun lain. Biarkan saja karena tidak bisa disembuhkan, tapi jangan buang tanaman karena biasanya anaknya akan muncul di samping setelah 1-2 bulan
- kutu putih : menempel pada daun dan kalau dilepas meninggalkan bercak pada daun, pergunakan obat anti hama semprot (atau bisa buat sendiri versi organiknya)
- kucing : jika pot terlalu besar, maka kucing sering buang air di medianya dan terkadang menduduki tanaman sehingga patah batangnya
8. Perkembangbiakan
Tanaman ini berkembang biak dengan beberapa cara, yaitu
- biji : hanya untuk mendapatkan biji jarang terjadi pada aglaonema silangan, tetapi mungkin terjadi pada aglaonema spesies. Hanya saja, waktu yang dibutuhkan luar biasa lama dan membutuhkan bantuan manusia untuk melakukannya
- stek : aglaonema bisa diperbanyak dengan menggunakan sistem stek. Potong batang (kalau bisa sudah berakar) dan tancapkan ke media tanam. Letakkan pada tempat teduh dan biasanya dalam waktu 1-2 bulan akan tumbuh tunas baru berukuran kecil
- anakan : aglaonema yang sudah memiliki 10-14 daun biasanya akan memiliki anak yang tumbuh di bagian sisi. Bila ingin memisahkan, lakukan setelah anaknya memiliki akar dan batang yang cukup panjang agar bisa bertahan hidup
9. Bibit Tanaman
Untuk mendapatkan tanaman yang tumbuh dengan baik, harus dimulai dari mendapatkan bibit yang baik juga. Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bibit aglaonema yang baik
- pilih bibit yang berasal dari anakan karena biasanya sudah memiliki akar yang baik dan pertumbuhan bisa lebih cepat
- jika membeli anakan, pastikan tidak ada daun yang terendam media karena biasanya pertanda bagian batang (bonggol) sudah dipotong sehingga tempat untuk akar muncul sedikit dan resiko mati lebih besar
- lihat ujung daun, bila terlihat tidak segar kekuningan atau kecoklatan, biasanya pertanda ada masalah dengan kesehatan tanaman
- susunan daun aglaonema akan selang seling, kalau ada bagian yang hilang, sangat mungkin ada masalah pada tanaman
- beli tanaman yang berukuran sedang agar tidak terlalu lama menunggu menjadi besar, tetapi biasanya harganya lebih mahal
- beli dari nursery atau sumber yang terpercaya dengan begitu kualitasnya lebih terjamin
10. Sabar
Memiliki kesabaran adalah satu bagian penting dalam merawat tanaman hias aglaonema.
Terkadang rusaknya tanaman atau sakitnya tanaman berasal dari yang punya.
Contohnya, karena ingin tanaman cepat besar, setiap minggu ditambahkan pupuk atau disemprot pupuk. Hasilnya terjadi overdosis dan tanaman justru menjadi sakit.
Seberapa banyak pupuk yang Anda berikan, aglaonema sehat akan mengeluarkan daun 3-4 minggu sekali, tergantung jenisnya. Tidak akan bisa diubah menjadi seminggu sekali.
Bisa juga, tangan yang baru saja menyentuh tanaman lain, kemudian menyentuh daun aglaonema. Sangat mungkin ada penyakit yang beripindah dan menyebabkannya terkena penyakit.
Jadi, sabar adalah bagian dari perawatan tanaman ini.
Nikmati saja keberadaan tanaman itu dan lakukan rutinitas yang perlu saja. Biarkan ia tumbuh dengan caranya.
—–
Nah, kira-kira begitulah tips umum dalam memelihara tanaman hias berjuluk si Ratu Daun ini.
Susah susah mudah. Rewel, tapi kalau berhasil, maka Anda akan melihat mengapa ia dijuluki si Ratu Daun.
Selamat merawat aglaonema!
(Tulisan ini berasal dari pengalaman penulis sebagai penggemar aglaonema dan pernah bergabung menjadi anggota komunitas Aglaonema Indonesia, admin di bursa kembang, dan anggota panitia beberapa lomba tanaman hias)