10 Cara Merawat Tanaman Hias di Rumah

Tanaman hias merupakan salah satu ornamen yang penting bagi sebuah rumah. Selain menambah unsur keindahan, tanaman ini akan menghadirkan suasana segar bagi penghuni dan siapapun yang melihatnya.

Sayangnya, terkadang karena ketidaktahuan cara merawat tanaman hias yang baik, hasilnya justru hanya membuang uang saja. Tanaman mati, membusuk atau mengering.

Alih-alih rumah menjadi indah dan berseri, yang ada adalah rasa kesal karena merasa sudah mengeluarkan uang, tetapi yang keindahan yang diinginkan tidak didapat.

Oleh karena itu, sebelum Anda membelinya, ada baiknya memahami dulu beberapa tips dasar untuk memelihara tanaman hias. Tentunya dengan tujuan agar tanaman itu tumbuh subur dan bisa menjalankan fungsinya sebagai ornamen rumah tersebut.

Cara Memelihara Tanaman Hias di Rumah

1) Mindset/Pola Pikir

Tanaman adalah makhluk hidup dan bukan benda mati.

Tanamkan mindset atau pola pikir ke diri sendiri bila memang niatan untuk memelihara tanaman hias di rumah Anda.

Masalah utama penyebab banyak tanaman mati adalah karena pola pikirnya yang memandang tanaman sekedar sebagai ornamen atau penghias rumah saja.

Tumbuhan atau pohon jenis apapun adalah makhluk hidup yang bisa stress, sakit, dan kemudian mati. Dengan begitu, kita tidak akan berlaku sembarangan dalam memperlakukannya.

2) Pilih Tanaman Sesuai Kondisi Lingkungan

Jangan membeli tanaman sekedar mengikuti tren. Sesuaikan jenis tanaman dengan kondisi di rumah.

Bila rumah terkena panas matahari secara langsung, sangat tidak bijaksana memilih tanaman sejenis aglaonema atau philodendron yang cenderung butuh lingkungan yang teduh.

Adenium atau Kamboja Jepang akan lebih tepat untuk kondisi lingkungan yang terkena panas terik matahari.

Pahami dulu karena percuma saja membeli ketika kondisi tidak sesuai dengan karakter tanaman.

3) Masa Adaptasi

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, tanaman adalah makhluk hidup dan bisa terkena “stress”. Biasanya hal itu terjadi pada saat baru dibeli.

Lamanya pengangkutan dari tempatnya dijual serta perbedaan kondisi lingkungan merupakan salah satu penyebab “stress” pada tanaman.

Oleh karena itu, setelah dibeli, sebaiknya tanaman tersebut disimpan di tempat yang teduh selama 2 minggu sampai 1 bulan. Bisa juga ditempatkan di lokasi yang kondisinya mirip dengan tempatnya dijual.

Jangan langsung dipindahkan ke pot yang baru karena hal seperti ini membuat kondisi stress bertambah. Potensi mati akan membesar.

Bersabarlah dan biarkan tanaman beradaptasi dengan lingkungan barunya.

4) Pot

Banyak tanaman mati karena hal sederhana, seperti masalah pot. Dua masalah yang sering luput dari perhatian adalah

Lubang pot :

perhatikan yang satu ini karena dari sinilah air sisa penyiraman keluar. Air yang tidak tersalurkan ke luar akan mengendap dan menjadikan media tanam terlalu basah dan hal itu bisa menyebabkan akar yang busuk.

Air yang tergenang juga bisa menjadi sarang penyakit bagi si tanamannya sendiri.

Buat lubang tambahan dengan solder, pisau, atau alat lain untuk memastikan air penyiraman tidak tertahan.

Bisa juga dengan menambahkan bahan yang kedap air, seperti potongan sytrofoam, pecahan genteng, atau pasir.

Ukuran :

Sesuaikan ukuran pot dengan tanamannya. Sebuah tanaman yang masih kecil tidak sebaiknya diletakkan ke dalam pot berukuran besar.

Media tanam akan menjadi berlebih dan cenderung menjadi terlalu lembab. Apalagi, kalau pot besar diletakkan di luar rumah, pot tersebut bisa menjadi tempat kucing liar buang air besar dan pastinya akan merusak tanaman.

5) Re-potting (pemindahan tanaman)

Re-potting atau memindahkan tanaman ke pot yang lain adalah hal yang biasa.

Sayangnya, banyak yang kurang memperhatikan cara pemindahannya. Yang seperti ini pun bisa menyebabkan masalah bagi sang tanaman.

  • Jangan tekan media tanam karena bisa melukai akar dan akar yang terluka bisa membusuk
  • pastikan akar tanaman berada di garis bawah dan atas media tanam, jangan sampai ada akar yang tidak tertutup oleh media tanam
  • buang akar atau batang yang busuk untuk menghindari merambatnya penyakit ke area lain tanaman
  • setelah selesai re-potting, perlakukan seperti saat baru dibeli, simpan tanaman di tempat yang teduh
  • jangan siram berlebihan karena pada dasarnya setelah re-potting akar tanaman masih dalam kondisi menyesuaikan diri

6) Media Tanam

Istilah media tanam merujuk pada media apapun yang dipergunakan untuk tumbuh kembangnya tanaman.

Bentuknya bisa beragam, mulai dari tanah, kompos, sekam padi, sekam bakar, dan lain sebagainya.

Hal ini harus mendapatkan perhatian lebih karena pemakaian media tanam yang tidak cocok bukan hanya menghambat, tetapi bisa berakibat buruk.

Media tanam yang baik seharusnya bersifat

  • Porus : tidak menyimpan air sehingga media tanam tidak akan menjadi terlalu basah atau lembab yang rentan menyebabkan busuk akar
  • memiliki unsur hara yang cukup karena bagaimanapun tanaman butuh makanan

Jenis media tanampun harus menyesuaikan dengan karakter tanamannya sendiri. Banyaknya tanaman hias yang mati hanya karena kesalahan memilih media tanam.

Contohnya, karakter aglaonema (sri rejeki) yang punya batang dan akar lunak, media tanam yang terlalu basah justru berbahaya bagi kehidupannya. Tanaman jenis ini benar-benar butuh media yang porus.

Berbeda dengan philodendron, yang walau tetap tidak dianjurkan ditanam di media yang terlalu basah, yang sanggup tetap hidup di media tanam yang menyerap air lebih banyak.

Kaktus pun begitu, mereka justru tidak memerlukan air yang terlalu banyak. Media tanam yang becek akan membuatnya mati.

Media tanampun harus diganti secara rutin. Unsur hara dalam media tanam akan secara perlahan berkurang akibat diserap tanaman. Media tanam yang miskin unsur hara akan menghambat pertumbuhan.

Selain itu, media tanam yang sudah lama cenderung memadat dan menjadi tidak porus dan lebih banyak menyimpan air.

7) Lokasi Penyimpanan (Sinar matahari)

Setiap tanaman butuh sinar matahari untuk hidup. Dengan sinar matahari itulah zat hara dan air yang diserap akar dimasak di daun dan kemudian diedarkan ke seluruh bagian.

Jadi, pastikan tanaman hias di rumah mendapat sinar matahari yang cukup untuk kelangsungan hidupnya.

Tanaman tidak akan tumbuh dengan baik tanpanya.

Jika pot tanaman disimpan dalam ruangan, pastikan seminggu sekali dikeluarkan (selama seminggu) agar ia dapat hidup.

Lagipula, tanaman hias dalam ruangan/indoor yang jarang dikeluarkan akan memiliki tangkai yang panjang karena begitulah usaha tanaman untuk mendapatkan sinar matahari.

Tetapi, pastikan juga sinar mataharinya tidak berlebihan karena bisa membuat daun gosong dan kering karena kepanasan.

Letakkan juga pot tanaman di luar jalur yang sering dilalui untuk menghindarkan senggolan dari yang berlalu lalang.

Lokasi merupakan bagian penting dalam tata cara merawat tanaman hias.

8) Penyiraman

Tanaman hias, seperti tanaman lainnya juga butuh air untuk hidup. Pastikan tanaman disiram sesuai kebutuhan, tidak kurang tidak lebih.

Penyiraman yang kurang akan menyebabkan tanaman sulit tumbuh subur dan bisa menjadi layu atau kering. Penyiraman yang berlebihan rentan membuat akar busuk.

Oleh karena itu, ada baiknya memperhatikan karakter tanaman dan media tanam yang digunakan agar penyiraman yang tepat bisa dilakukan.

Tips aman cara menyiram tanaman hias adalah jangan lakukan setiap hari. Titik amannya adalah sekali setiap seminggu karena biasanya media tanam masih cukup lembab.

Kalau ingin menyiram setiap hari bisa dilakukan dengan cara disemprot dan bukan diguyur air. Dengan begitu kemungkinan terjadinya genangan air di dalam pot tidak ada dan media tanam tetap lembab, tidak menjadi basah.

9) Pemupukan

Banyak orang berpikir bahwa tanaman akan tumbuh dengan cepat dengan menggunakan pupuk.

Padahal, sebenarnya tidak juga. Jika media tanam yang dipergunakan bagus dan mengandung unsur hara yang cukup, apalagi media tanam organik yang terfermentasi, tanaman tetap akan dapat tumbuh subur.

Pupuk adalah nutrisi tambahan saja.

Meskipun demikian, bila memang merasa perlu melakukan pemupukan, ada beberapa hal yang harus diperhatian

  • Jangan berlebihan karena pemupukan yang overdosis bisa menyebabkan media tanam cepat asam dan justru merusak
  • pergunakan sesuai dosis
  • sesuaikan dengan karakter tanaman, jika aglaonema yang didominasi warna merah, sebaiknya pupuknya yang lebih sedikit kadar Nitrogennya karena cenderung memunculkan warna hijau

10) Hama

Setiap tanaman akan punya musuh, hama. Jenisnya beragam, mulai dari sekedar ulat, kutu, atau tungau.

Jika memang diperlukan, dan hanya bila memang diperlukan, persiapkan obat anti hama.

Pembasmi hama juga bisa dibuat dari bahan organik, seperti bawang putih yang lebih aman bagi lingkungannya juga.

Sekali lagi, jangan gunakan secara berlebihan karena apapun yang berlebihan tidak akan baik.

—–

Baca juga : 22 Tanaman Pembersih Udara Dalam Ruangan Penyejuk Mata

Pengetahuan cara merawat tanaman hias bukanlah sesuatu yang sulit dipelajari. Meskipun demikian, poin utamanya adalah sadar bahwa tanaman adalah makhluk hidup juga.

Oleh karena itu haruslah diperlakukan dengan kasih sayang agar mereka mau tumbuh dengan subur,sesuai keinginan yang punya.

Tidak sembarangan.

Iya kan?

Leave a Comment